Aku, Temanku, Mereka, Dia, . . HAMPA

Hampa..

Sudah sekitar seminggu ini, aku mengalami kehampaan. Entah bagaimana, rasanya hidup ini kosong, sepi, tanpa teman. Ya, aku tak tahu sebab yang pasti..

Entah mengapa juga, teman-teman yang 'dulu' aku percayai, sekarang menghilang begitu saja. Mereka.. benar-benar mengecewakan. Setelah kuamati perkembangannya, mereka berubah drastis hanya karena sebuah benda bujur sangkar kecil yang berteknologi canggih.  Tentu saja, mereka berubah karena smartphone yang tengah marak setahun ini. Rata-rata, teman-temanku yang sekarang menjadi pengguna blackberry, berubah.

Mereka.. begitu cuek dengan dunianya sendiri-sendiri..
Semakin dingin dan menutup diri.

Tidak menutup kemungkinan, aku yang juga layaknya pengguna smartphone yang tengah marak ini, juga berubah. Semakin sinis kelakuanku.. Ya, aku sadar.
Mengapa aku seperti ini? Aku tak bisa menyalahkan diriku sepenuhnya.
Akar permasalahannya juga berada pada teman-temanku. Aku sempat berpikir, jika mereka tidak berlaku seperti itu, mungkin keadaanku sekarang juga tidak akan seperti sekarang..

Awal pertemuanku dengan mereka,
Sekitar 3 tahun lalu, aku menerima ajakan temanku untuk bergabung dengan sebuah komunitas (komunitas yang menitik-beratkan dan memfokuskan diri antara  Dia  dan kita disini) dimana banyak teman-teman yang ramah, baik, dan mau menerima aku apa adanya meskipun aku 'agak berbeda' dari mereka.

Saat itu pemimpin kami adalah sesosok perempuan yang tegas. Dia benar-benar membuatku terkesan sehingga hari demi hari, aku mulai betah. Walaupun kami baru kenal, orang dengan inisial T itu benar-benar membuatku nyaman. Aku juga berkenalan dengan seorang laki-laki jenaka yang selalu menjadi sesosok kakak untukku, sebut saja K. Seseorang yang paling berharga, teman sedari awal menginjak usia sekolah, sebut saja S. Dia yang mengajakku bergabung ke dalam komunitas yang keren ini.

Setelah kurang lebih setahun aku mengikuti komunitas ini, aku mengalami perubahan yang pesat, perubahan psikis yang positif.

Namun, kepemimpinan berubah.
Ya, setiap orang memang dasarnya memiliki sifat yang berbeda.. Aku harus beradaptasi lagi untuk bisa dekat dengan pemimpin baruku. Baru sekitar satu tahun lebih 3 bulan aku bersama pemimpin baru yang berinisial Y, aku harus beradaptasi lagi dengan sosok pemimpin baru yang memang sudah lama kukenal.

Di komunitasku memang setiap tahunnya berganti kepemimpinan

Sosok pemimpin yang baru ini, memang sudah lama kukenal. Jadi memang mudah untuk beradaptasi dengan dia yang lebih tua 2 tahun dariku..

Namun, dia berubah..
Sejak majunya teknologi di peradaban ini, dia mulai menyesuaikan dirinya.

Blackberry,
Benar-benar dapat mengubah seseorang..
Dia dulunya ramah, baik, sederhana, kekanak-kanakkan tetapi mencoba untuk dewasa (saya juga kekanak-kanakkan), perkataan yang dia keluarkan dari mulutnya benar-benar menyenangkan, tangannya ada untuk merangkul  kami  yang mungkin saat itu mengalami keterpurukan, dan masih banyak sifat baiknya yang tidak bisa dijelaskan disini.

Sekarang, mungkin akibat blackberry, pergaulannya, atau mungkin akibat pekerjaannya, dia berubah..
Dia tetap baik, tetapi banyak sekali hal yang berubah. Misalnya saja, tangannya yang dulu selalu merangkul kami, sekarang selalu ringan melayang, memukul atau mencubit orang dengan kerasnya dalam sebuah candaan, atau misalnya perkataan yang keluar dari mulutnya benar-benar menyakitkan. Mungkin dia bermaksud bercanda, tetapi candaannya membuat sahabatku S sakit hati.. Padahal pemimpin kami yang terdahulu, kakak T, sudah berulang kali mengingatkan bahwa candaan yang menyangkut-pautkan fisik itu sangatlah tidak baik. Perlu kalian ketahui, bahwa tidak ada manusia yang bentuk tubuhnya sempurna, bahkan jauh diluar itu. Dan.. Apakah kalian pernah berpikir?
Apakah kalian pernah memikirkan hati orang yang kalian cemooh dalam candaanmu?

Kebetulan, sahabatku S ini, agak beda dari yang lain dan selalu menjadi bahan ejekkan dalam komunitas itu. Memang perlu kalian ketahui juga, si S ini dikenal sebagai anak yang ceria, yang suka bercanda. Jadi sebagian teman-teman dalam komunitas itu tidak perlu pikir panjang untuk melontarkan kata-kata candaan yang menusuk hati.

Mereka pikir, itu lucu? Mereka pikir, si S tidak sakit hati? SAKIT SEKALI RASANYA..
Saat kalian dengar berbagai cemooh yang terselip dalam canda..

Batas kesabaran kami berdua (S dan saya) mulai hampir habis. Kami mencoba untuk terus bersabar, dan jangan sampai berpindah ke komunitas yang lain yang dipimpin oleh pemimpin kami yang dulu, ya, kakak T.

Itu adalah sebagian hal memuakkan,
yang dilakukan oleh sebagian besar teman-temanku dan tentu saja orang yang aku ceritakan setelah kepemimpinan kakak Y..

Benar-benar mengecewakan bukan?
"Ketika seseorang yang dulu kau kenal, mengecewakanmu dan berubah.."

Aku tidak bisa bercerita banyak. Semakin banyak aku bercerita, semakin sakit hati aku mengingat kejadian yang telah terjadi.. Aku tidak ingin ada kebencian diantara kami.

Aku hanya berharap, semoga saja dia membaca ini. juga memikirkannya, dan saat kita bertemu, dia menjadi sesorang yang kukenal seperti dulu.

Aku ingin mengakhiri kehampaan ini..

Aku tidak menginginkan adanya perang dingin, setelah aku mempublikasikan seonggok celotehan panjang ini yang berasal dari hati.. Aku.. Aku benar-benar tidak mau.
Aku bingung, bagaimana caranya aku mengutarakan perasaan kesalku ini.

Kuharap kau mengerti..

Komentar

Postingan Populer